CITRA DAN HUBUNGANNYA DENGAN OPINI PUBLIK DI LEMBAGA PENDIDIKAN
Di era globalisasi blembaga pendidikan semakin dituntut memberikan manajemen dan layanan yang professional kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya minat dan kebutuhan masyarakat melanjutkan pendidikan. Masyarakat sebagai salah satu konsumen lembaga pendidikan sekarang ini lebih kritis dan realistis dalam memilih lembaga pendidikan. Sikap masyarakat seperti itu menuntut lembaga pendidikan untuk tetap menjaga dan meningkatkan image yang positif lembaganya di mata masyarakat.
Untuk menjaga image positif tersebut dibutuhkan profesionalisasi para praktisi humas di lembaga pendidikan tersebut, karena peran dan fungsi humas (public relations) tidak dapat dipisahkan dari opini public. Disebabkan fungsi humas di antaranya mengelola opini public guna menumbuhkan kemauan baik, partisipasi, keterlibatan dari public dalam rangka menciptyakan opini publik yang baik.
Opini adalah pendapat, ide ataupun hasil pikiran manusia untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang sesuatu yang berlaku pada masa depan, akan tetapi kebenaran atau kesalahannya belum bisa dapat langsung ditentukan kerena terkadang belum melalui proses penelitian terlebih dahulu. Makalah ini akan mengupas beberapa topic mengenai bagaimana citra dan pengaruh opini public terhadap lembaga pendidikan.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Citra
Reputasi atau citra didefinisikan sebagai a picture of mind, yaitu suatu gambaran yang ada di dalam benak seseorang. Citra dapat berubah menjadi buruk atau negatif, apabila kemudian ternyata tidak didukung oleh kemampuan atau keadaan yang sebenarnya.
Bill Canton mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. Menurut Philip Henslowe, citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi). Kemudian Rhenald Kasali juga mendefinisikan citra sebagai kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi.
Sedangkan Frank Jefkins mengartikan citra sebagai kesan, gambaran atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, personel, produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan.
Menurut Frank Jefkins, Dalam bukunya Public Relations Technique :“citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya”.
Dalam buku Essential of Publik Relations “citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan”.(Soemirat & Ardianto, 2005:114)
Lima macam Image/Citra:
1. Citra Bayangan
Citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya.
Citra ini cenderung positif, bahkan terlalu positif membayangkan hal yang serba hebat mengenai diri sendiri sehingga kitapun percaya bahwa orang-orang lain juga memiliki pandanganyang tidak kalah hebatnya atas diri kita.
2. Citra yang Berlaku
Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. citra ini cenderung negatif. Humas memang menghadapi dunia yang bersifat memusuhi, penuh prasangka, apatis dan diwarnai keacuhan yang mudah sekali menimbulkansuatu citra berlaku yang tidak fair. Serta citra yang berlaku tidak selamanya, bahkan jarang sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang bersangkutanyang biasanya tidak memadai.
3. Citra Harapan
Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra yang diharapkan lebih baik atau lebih menyenangkan dari pada citra yang ada, walaupun dalam kondisi tertentu, citra yang terlalu baik juga merepotkan. Namun secara umum, yang disebut sebagai citra harapan itu memang sesuatu yang berkonotasi lebih baik.
4. Citra Perusahaan
Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya saja. Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilankeberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya, sukses ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah yang besar, kesediaan turut memikul tanggungjawab sosial, komitmen mengadakan riset, sebagainya.
5. Citra Majemuk
Setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki banyak unit dan pegawai. Masing-masing unit dan individu tersebut memiliki perangai dan perilaku tersendiri, sehingga secara sengaja atau tidak mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan.
Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknyadengan jumlah pegawai yang dimilikinya. Cara Memperoleh Image/Citra yang Baik :
a. Menciptakan Public Understanding (pengertian public).
b. Public Confidence (adanya kepercayaan public terhadap organisasi kita).
c. Public Support (adanya unsur dukungan dari public terhadap organisasi kita)
d. Public Cooperation (adanya kerjasama dari public terhadap organisasi kita)
B. Opini Publik
Opini publik adalah pendapat kelompok masyarakat atau sintesis dari pendapat dan diperoleh dari suatu diskusi sosial dari pihak-pihak yang memiliki kaitan kepentingan. Agregat dari sikap dan kepercayaan ini biasanya dianut oleh populasi orang dewasa.
Dalam menentukan opini publik, yang dihitung bukanlah jumlah mayoritasnya (numerical majority) namun mayoritas yang efektif (effective majority).[butuh rujukan] Subyek opini publik adalah masalah baru yang kontroversial di mana unsur-unsur opini publik adalah: pernyataan yang kontroversial, mengenai suatu hal yang bertentangan, dan reaksi pertama/gagasan baru
Menurut Dan Nimmo, opini personal terdiri atas kegiatan verbal dan non verbal yang menyajikan citra dan interpretasi individual tentang objek tertentu, biasanya dalam bentuk isu yang diperdebatkan orang.
Opini dapat dinyatakan secara aktif maupun secara pasif.[butuh rujukan] Opini dapat dinyatakan secara verbal, terbuka dengan kata-kata yang dapat ditafsirkan secara jelas, ataupun melalui pilihan-pilihan kata yang sangat halus dan tidak secara langsung dapat diartikan (konotatif).[butuh rujukan] Opini dapat pula dinyatakan melalui perilaku, bahasa tubuh, raut muka, simbol-simbol tertulis, pakaian yang dikenakan, dan oleh tanda-tanda lain yang tak terbilang jumlahnya, melalui referensi, nilai-nilai, pandangan, sikap, dan kesetiaan.
Opini publik itu identik dengan pengertian kebebasan, keterbukaan dalam mengungkapkan ide-ide, pendapat, keinginan, keluhan, kritik yang membangun, dan kebebasan di dalam penulisan. Dengan kata lain, opini publik itu merupakan efek dari kebebasan dalam mengungkapkan ide-ide dan pendapat.
Menurut Onong Uchjana Effendy, Jenis Opini :
Opini individu,
Opini Pribadi,
Opini Kelompok,
Opini Mayoritas,
Opini Minoritas,
Opini Publik,
Opini Massa
Opini Umum.
Pengaruh Opini Publik :
a. Opini sangat sensitive terhadap berbagai peristiwa penting.
b. Peristiwa-peristiwa besar (luar biasa) dapat mengubah opini publik seketika.
c. Opini secara umum lebih banyak ditentukan oleh peristiwa-peristiwa daripada katakata.
d. Pernyataan verbal dan tindakan penanggulangan hanya bisa dilakukan pada saat opini terbentuk dan sewaktu orang-orang masih dalam keadaan bingung dan mencari keterangan dari sumber yang kredibel (layak dipercaya).
e. Secara umum, opini publik tidak mengantisipasi suatu keadaan darurat, tetapi hanya bereaksi terhadap keadaan.
f. Opini pada dasarnya ditentukan oleh kepentingan pribadi.
g. Opini tidak bisa bertahan pada suatu periode panjang (mudah berubah) ,
h. Jika kepentingan pribadi sudah melekat, tidak mudah mengubah opini.
i. Sewaktu kepentingan pribadi sudah tersangkut, opini publik dalam suatu Negara demokrasi cenderung untuk mendahului atau mengarahkan kebijakan pemerintah atau pihak lain yang berwenang.
j. Sewaktu opini didukung oleh mayoritas yang tidak begitu kuat atau opini yang terbentuk tidak solid, peristiwa berikutnya mudah sekali mengubah opini.
Pada saat kritis, setiap orang menjadi sensitif terhadap kecakapanpemimpin mereka.
Orang-orang segan untuk menentang berbagai keputusan yang diambil pemimpin mereka dalam keadaan kritis, apalagi bila mereka merasa dilibatkan dalam mengambil keputusan.
Orang-orang memiliki dan mampu membentuk opini yang ada kaitannya dengan tujuan tertentu akan lebih mudah dibandingkan dengan membentuk opini tentang metodemetodeyang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Opini publik, sama halnya dengan opini individu, mengandung suatu keinginan.
Semakin orang-orang melihat terhadap demokrasi karena diberinya kesempatan mengikuti pendidikan lebih tinggi dan siap mengakses informasi, maka opini public akan mengacu kepada akal sehat dan cenderung mengemukakan opini publik yang lebih objektif.
C. Opini Publik terhadap Citra Lembaga Pendidik
Terciptanya opini pblik didasarkan saling mempercayai adanya kesadaran akan kebutuhan bersama, tugas praktisi humas mengelola opini public agar kesan masyarakat terhadap lembaga pendidikan menjadi positif. Opini ublik itu identic dengan pengertian kebebasan, keterbukaan dalam mengungkapkan ide-ide, pendapat, keinginan, kebutuhan, keluhan, kritikan yang membangun, dan kebebasan dalam penulisan. Sebenarnya, dengan terbentuknya opini public sangat menguntungkan lembaga pendidikan kita. Kritika, saran, ide, gagasan yang disampaikan merupakan masukan berharga karena opini public merupakan aspek peran dan fungsi humas untuk menjadi lebih baik dan positif bagi masyarakat.
Beberapa alasan berikut mengenai pentingnya opini public :
1. Opini public merupakan suatu kekuatan yang dapat mengubah prilaku orang lain
2. Dampak keprilakuan orang tersebut bisa positif dan negative
3. Dampak negative bisa menimbulkan kesan yang tidak baik terhadap lembaga pendidikan tersebut
4. Dampak positif bisa menciptakan suasana yang harmonis bagi lembaga pendidikan, motivasi kerja tinggi, produktivitas, efektivitas, dan efisiensi
Sedangkan proses terbentuknya opini publik terhadap suatu lembaga pendidikan, antara lain:
1. Di mulai dari suatu peristiwa atau gejala yang mewakili perhatian orang banyak.
2. Kemudian peristiwa atau gejala tersebut menjadi bahan pembicaraan orang banyak
3. Lalu menjadi penilaian masing-masing orang, sehingga timbul pro dan kontra terhadap gagasan tersebut.
4. Kemudian opini yang telah berkembang, membentuk konsolidasi opini
Karena itu, peran humas di lembaga pendidikan memililki posisi yang strategis untuk membangun suatu opini publik atau melakukan kerjasama dengan publik tersebut. Opini publik yang positif dan kerjasama, diharapkan adanya suatu pengertian, kesepahaman, dan kesediaan , masyarakat menerima maksud dan tujuan rencana rencana suatu kebijakan.
Opini publik yang muncul di tengah-tengah masyarakat dapat dilihat dari macam-macam lingkupnya, permunculan, mutu kompensasi, dan kadarnya. Lingkup opini publik mencakup : (a) luas, artinya opini yang dapat dipercaya oleh masyarakat luas, (b) sempit, artinya opini hanya dipercaya oleh sebagian kecil masyarakat.
Permunculan opini publikmeliputi: (a) aktual, artinya opini hanya dibicarakan secara terbuka, misalnya dalam forum umum, diberitakan di pers, dll;(b) laten, artinya opini beredar secara berbisik-bisik. Mutu opini publik mencakup : (a) bermutu, artinya opini tersebut benar, rasional, dan merupakan fakta; (b) tidak bermutu, artinya opini tidak merupakan fakta, tidak ilmiah, dan tidak rasional.
Kompetensi opini publik mencakup : (a) opini yang berkompeten, maksudnya opini ini menimbulkan gerakan orang yang mempercayainya; (b) opini yang tidak berkompeten, yakni yang tidak menimbulkan gerakan.
Agar opini publik terhadap lembaga pendidikan memiliki citra yang baik diperlukan langkah-langkah pengendalian opini publik, langkah-langkahnya meliputi:
a. Menemukan masalah di dalam lembaga tersebut, seperti: menemukan masalah dengan publik intern (pimpinan, dosen/guru, mahasiswa/siswa, dan karyawan, menemukan masalah dengan lingkungannya, dan menemukan masalah dengan konsumen lembaga pendidikan.
b. Menemukan opini yang berkembang
c. Menganalisis opini dari segi lingkup, kompetisi, mutu, kadar dan pemunculan.
d. Membuat strategi, dalam hal ini kita menentukan arah opini yang akan kita bentuk
e. Setelah menentukan arahnya, maka dibuat program untuk mencari opini yang diinginkan
f. Dirumuskan pesan komunikasi yang tepat.
Langkah-langkah tersebut merupakan strategi bagi seorang praktisi humas untuk mengendalikan opini publik tersebut.
Untuk memahami opini publik ada 3 hal yang berkaitan (1) kepercayaan mengenai sesuatu (belief), (2) apa yang dirasakan atau yang menjadi sikapnya, (3) persepsi, dimana suatu proses yang memberikan makna dari faktor latar belakang budaya, pengalaman masa lalu, nilai yang dianut, berita dan pendapat yang berkembang yang berpengaruh kepada pandangan seseorang (Abelson, 1995). Proses pembentukan opini publik dapata dilihat pada gambar berikut ini.
Dari gambar tersebut dipaparkan, opini publik dapat dibentuk dari sikap seseorang, dan sikap tersebut dipengaruhi affect yakni perasaana atau emosi, yang berkaitan dengan rasa senang, suka,sayang, takut, benci, sedih dan gembira, hingga seseorang merasa puas atau bosan terhadap sesuatu. Perasaan atau emosi ini dinilai berdasarkan perasaan seseorang yang secara emosional mengahasilkan suatu penilaian “baik” atau “buruk” terhadap sesuatu opini tersebut. Pada behavior (tingkah laku) menunjukkan perilaku seseorang. Dimana untuk menggerakan seseorang secara aktif melakukan tindakan atas sesuatu reaksi yang sedang dihadapi. Cognitive (pengertian atau penalaran) berkaitan dengan penalaran seseorang untuk menilai suatu informasi, pesan, fakta, dan pengertian yang berkaitan dengan pendiriannya.
KESIMPULAN
Opini publik merupakan salah satu cara untuk masyarakat atau sekumpulan orang-orang yang ingin menyampaikan suatu pendapat, masukan atau aspirasi yang ada dipikiranya tentang hal-hal yang di lihat atau yang dirasakan secara langsung atau melalui media/perantara, hal ini dilakukan dengan cara melalui interaksi secara langsung ataupun melalui media seperti media cetak, media massa bahkan media sosial sekaligus
Masalah menurunnya minat calon mahasiswa di beberapa perguruan tinggi tidak hanya karena persaingan yang cukup ketat antar sesama perguruan tinggi, tetapi juga pengaruh perubahan yang besar dalam perekonomian , demografi, keinginan agar cepat dapat kerja, kesesuaian antara pendidikan dan keterampilan dengan pasar kebutuhan tenaga kerja, dan bidang-bidang lain di luar kontrol pimpinan perguruan tinggi. Karena itu, perguruan tinggi harus mulai menyadari bagaimana perubahan eksternal tengah mengubah citra lembaga, posisi, program, dan pelayanannya serta berbagai hal lainnya yang mencakup kemampuan menarik siswa/mahasiswa.
Oleh karena itu lembaga pendidikan harus memperluas kemampuan perencanaan dengan mengidentifikasi kecenderungan pokok, kemudian menyesuaikan diri dengan kecenderungan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sehu, “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Opini Khalayak Tentang Citra Masjid (Survey Opini Masyarakat Tentang Masjid Raya Aal Ittihaad)”, ( Tesis Universitas Indonesia, Jakarta,2003)
https://id.wikipedia.org/wiki/Reputasi diakses pada hari kamis 13 oktober 2016
Moore,H. Frazier,Ph.d.Humas : Membangun Citra dengan Komunikasi.PT Remaja RosdaKarya Bandung : 2005.
Nasution, Zulkarnaen. Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Malang Press. 2010
SR. Maria Assumpta Rumati OSF, Dasar-Dasar Public Relations:Teori dan Praktik. Yogyakarta. 2001.

Post a Comment for "CITRA DAN HUBUNGANNYA DENGAN OPINI PUBLIK DI LEMBAGA PENDIDIKAN"
silahkan tulis pendapatmu disini