Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Balada Aktivis kampus

Menjadi anak organisatoris di kampus??, tidak ada hasrat dalam diri saya untuk menjadi aktifis di kampus, boro-boro pingin kaya soe hok gie. Tau soe hok gie aja baru kemarin. Tapi setelah saya daftar ukm jurnalis dan pramuka, kemudian ikut organisasi keislaman, saya akhirnya menikmati apa itu yang namanya organisasi, hingga akhirnya saya jatuh cinta denganya.
Pengalaman hidup menjadi aktivis sangat banyak menurut saya, mulai dari pola pikir, management waktu, sampai berbohong kepada pacar.



Berawal dari kisah cintaku yang kandas, dan ucapan senior pada saat OSPEK (kalo di kampusku namanya OPAK), jangan hanya menjadi mahasiswa kupu-kupu, yang hanya dating ke kampus, ikut kuliah, terus pulang. Akhirnya saya mulai membuka diri untuk bergabung dengan beberapa organisasi, dengan harapan saya tidak lagi sibuk dengan diri saya sendiri.
Menikmati kehidupan menjadi aktivis, menemukan teman, sahabat, hingga akhirnya menjadi kerabat.
Kebersamaan di sekre, membuat masalah bersama, hingga berfikir bersama tuk mencari solusi, akhirnya kedekatan antar sesame pun semakin erat, berbagai teman lintas jurusanpun mulai banyak.


Hukum rimba pun mulai berlaku




Siapa yang kuat dia yang akan bertahan, seleksi alam mulai terjadi, pada awal perekrutan sangat banyak sekali teman teman seangkatan kita yang bergabung dengan organisasi yang kita ikuti, namun seiring berjalanya waktu, alam menyeleksinya, siapa yang mau berjuang bersama, dialah yang akhirnya menjadi sahabat kita.

Saatnya memimpin




Setelah sekian lama berjuang di organisasi, dan berdasarkan sepak terjang kita di organisasi akhirnya saatnya kita menggantikan seniorpun telah tiba, meski dulu saya tidak punya hasrat untuk menjadi pemimpin, tapi apalah daya.

Saatnya unjuk gigi



Setelah kita kita di beri amanah untuk menjadi pemimpin, kadang kita mempunyai mimpi yang terlalu besar, sehingga mimpi mimpi kita hanya menjadi pajangan diantara langit langit kosan semata.

Bergabung dengan lembaga luar kampus




Bergabung dengan lembaga social lain di kampus membuat kita menjadi lebih melek terhadap realita social, kebutuhan masyarakat, hak masyarakat, kewajiban pemerintah, sampai akhirnya idealisme kita pun mulai terbangun.

Ikut demo yang berujung rusuh dengan polisi




Demo tentang kenaikan harga bbm pada saat pemerintahan SBY, dengan memblokade rel kereta api, sehingga lalu lintas kereta terhambat, akhirnya berujung ricuh, dengan mengatasnamakan rakyat.

Lari seperti maling




Di kejar polisi karena aksi demo yang dilakukan, apapun akan dilakukan demi menyelamatkan diri, ada yang menyeberang kali, ada yang ngumpet di rumah warga, dan yang lebih tragis lagi ada yang ngumpet di got. Bahkan sebagian lain ada yang di pukuli oleh polisi karena terlibat aksi demo ini.

Jadwal yang seabrek




Menjadi aktivis, tak pernah punya jadwal tidur siang yang nyaman di temani dengan selimut yang lembut. Dari pagi hingga sore diisi dengan berbagai jadwal, mulai dari kuliah, rapat organisasi ini, organisasi itu, dan organisasi sana, nongkrong, hingga rapat akhir tahun yang tak jarang sampai 2 hari du malam membahas pasal pasal yang melelahkan.

Terbiasa


Terlalu seringnya dengan jadwal rapat yang berbarengan antara organisasi satu dengan organisasi lain mebuat kita terbiasa dengan managemen waktu.

Pacar?




Akhirnya karena jadwal kita yang terlalu sibuk, hingga akhirnya pacarpun ngambek, dan marah marah, dan di akhir pecan kita harus menelfon dia seharian untuk melepaskan rasa kangenya. Hingga akhirnya dia nggak tahan dan minta putus. (sangat menyedihkan, dan maafkan atas ke sok-sibukan saya)

Masalah


Masalah kerap kali menghentikan kita di kegiatan yang tengah kita hadapi, karena saya bukanlah orang yang kuat menahan tekanan akhirnya saya mundur, dan pelajaran yang saya ambil dari asalah ini adalah, untuk selalu menjaga mulut dari info yang tidak pasti.

kepercayaan




Akhirnya saya sadar, jangan pernah membagi rahasiamu dengan sembarangan orang, karena bisa saja orang tersebut menusukmu dari belakang. Meskipun dia tidak punya maksud untuk melakukan itu, tapi apa yang telah dia lakukan, telah memberikan jawaban semua.

Menemukan Keluarga baru


Menemukan keluarga baru setelah memutuskan mengakhiri di organisasi, hingga akhirnya memilih mengontrak satu rumah bersama, hingga kini persahabatan kami masih terjalin dengan erat, di semester akhir ini, dengan berbagai teman lintas jurusan, bahkan lintas semester. Berbagai masalah akhirnya kita selesaikan bersama, perselisihan, hingga perbedaan pendapat tak jarang menghampiri kita, tapi dengan modal keterbukaan, segala masalah dapat kita hadapi dengan penyelesaian yang melegakan kedua belah pihak, hingga kini persahabatan kita masih terjalin dengan erat, semoga sampai kita tua nanti kita masih tetap bersahabat, dan menjadi keluarga.






Post a Comment for "Balada Aktivis kampus"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel