Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Observasi Pembelajaran PAI di SLB B Yakut Purwokerto

LAPORAN OBSERVASI
STRATEGI PEMBELAJARAN PAI DI SLB B YAKUT PURWOKERTO



Disusun dan  Diajukan Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran PAI di SLB
Dosen Pengampu : Sholichin, S.Pd.I, M.Pd.

Disusun Oleh :
1.      Uji Nur Kholifah                        102331188
2.      Isnaeni Rakhmawati      102331196
3.      Bisri Mustofa                  102331199
4.      Neni Kurniati                  102331201
5.      Makfiatul Fuadah          102331204
6.      Achmad Latif Nur          102331211
7.      Adhyatma Arman          102331218

Tarbiyah / 7 / PAI 5



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PURWOKERTO
2013




KATA PENGANTAR
Puji sukur kepada Allah SWT yang slalu memberikan bimbinganya sehingga kita dapat menyusun laporan observasi ini tepat waktu, solawat serta salam kita tujukan kepada baginda nabi agung, Nabi besar Muhammad SAW, semoga kita mendapat syafa’atnya di yaumul qiyamah kelak amiin.
Stratgi pembelajaran meliputi 4 elemen, yaitu: Media, Metode, Teknik dan Taktik. Media adalah alat untuk mempermudah pembelajaran, mempermudah guru dalam menjelaskan sebuah materi kepada peserta didiknya, kemudian di tunjang dengan metode apa yang hendak digunakan, penggunaan metode juga harus tetap memperhatikan siswa, alokasi waktu, dan lain lain, kemudian teknik, teknik ada due yaitu student centre atau teacher centre, kemudian yang terakhir adalah taktik, taktik merupakan kemampuan guru dalam menjelaskan sebuah materi, hal ini lebih kepada skill yang dimiliki oleh seorang guru daam menarik perhatian siswa siswanya.
SLB adalah sekolah yang di tujukan buat anak anak berkebutuhan khusus dengan kemampuan seadaya, sehingga seorang guru dalam SLB harus dapat memilih strategi pembelajaran yang mau diterapkan, karena hal ini harus disesuaikan dengan keadaan siswanya.
Demikian laporan ini kami susun, tak ada gading yang tak retak, didalam laporan ini mungkin masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, Kritik dan Saran yang membangun selalu penulis tunggu agar menjadi lebih baik lagi
Trimakasih juga kami sampaikan kepada segenap pihak yang telah membantu dalam peyusunan laporan observasi ini, trimakasih kepada kepala sekolah SLB B Yakut, terimakasih kepada teman-teman atas kerjasanya dalam menyusun laporan ini, semoga kita semua mendapatkan manfaatnya dikemudian hari. Amiin

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................. 1
DAFTAR ISI.............................................................................................. 2
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................... 4
A.    Latar Belakang Masalah ................................................................. 4
B.     Tujuan .................................................................................... 4
C.     Waktu Kunjungan ................................................................... 5
BAB II : TEORI ...................................................................................... 6
A.    Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ....................... 6
B.     Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Jenis Tunarungu .............. 6
BAB III : PEMBAHASAN (PROFIL SLB B YAKUT PURWOKERTO)
A.    Sejarah Berdirinya .................................................................. 8
B.     Kepemilikan .......................................................................... 8
C.     Cara Penerimaan Murid .......................................................... 9
D.    Dana Operasional ................................................................... 9
E.     Data Pendidik dan Tenaga Pendidikan .................................... 19
F.      Program Layanan ..................................................................... 11
G.    Sarana Pendukung Pendidikan ................................................. 12
H.    Prestasi yang Pernah Diraih .................................................... 12
I.       Data Siswa ............................................................................. 14
BAB IV : STRATEGI PEMBELAJARAN PAI DI SLB B YAKUT PURWOKERTO ..................................................................................... 16
A.    Kurikulum ............................................................................. 16
B.     Metode ..................................................................................... 17
C.     Media ................................................................................... 18
D.    Evaluasi ................................................................................ 18
BAB V : PENUTUP ............................................................................... 19
A.    Kesimpulan .......................................................................... 19
B.     Saran .................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 21
LAMPIRAN-LAMPIRAN















BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.[1] Ini dapat dijadikan landasan yuridis, bahwa setiap warga Negara memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu, seperti halnya anak-anak yang mengalami gangguan perkembangan baik mental, maupun fisik juga memiliki hak dalam mendapatkan pendidikan yang bermutu pula. Anak-anak yang memiliki kekurangan-kekurangan tersebut sering disebut sebagai Anak Berkeburuhan Khusus (ABK).
Lembaga pendidikan adalah suatu lembaga pendidikan dimana dalam tempat tersebut diadakan kegiatan pendidikan yang sacara teratur, sistematis, mempunyai tanggungjawab perpanjangan dalam kurun waktu tertentu, berlangsung mulai dari pendidikan dasar sampai pedidikan tinggi, dilaksanakan berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan pemerintah.[2] Salah satu yayasan lembaga formal yang melayani pendidikan khusus untuk ABK adalah SLB Yakut Purwokerto. Di sekolah tersebut menyediakan layanan bagi ABK berupa tunarungu dan tunagrahita (C dan C1). Namun dalam laporan observasi ini penulis hanya akan membahas tentang bagaimana proses pembelajaran bagi anak tunarungu di SLB B Yakut Purwokerto, khususnya kelas dua pada tingkat Sekolah Dasar.

B.     Tujuan
Kegiatan observasi yang kami lakukan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Strategi Pembelajaran PAI di SLB” yang diampu oleh Bapak Sholichin, S.Pd.I., M.Pd. Dengan adanya kegiatan observasi ini diharapkan akan memberikan wawasan terkait dengan bagaimana proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di SLB B Yakut Purwokerto. Selain itu, juga akan memberikan pengalaman riil bagi para mahasiswa yang merupakan calon pendidik Agama Islam, sehingga nantinya dapat menjalankan tugasnya secara profesional.

C.    Waktu Kunjungan
Kunjungan ini dilaksanakan pada :
Hari                 : Sabtu
Tanggal            : 7 Desember 2013
Tempat            : SLB B Yakut Purwokerto
Jalan Kolonel Sugiri No. 10, Purwokerto



BAB II
TEORI

A.    Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk menggantikan kata “Anak Luar Biasa (ALB)” yang menandakan adanya kelainan pada dirinya.[3]
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak secara umum atau rata-rata anak seusianya. Anak dikatakan berkebutuhan khusus jika ada sesuatu yang kurang atau bahkan lebih dalam dirinya. Sementara menurut Heward, anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karateristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.[4]

B.     Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Jenis Tunarungu
Andreas Dwidjosumarto (1990:1) mengemukakan bahwa seseorang yang tidak atau kurang mampu mendengar suara dikatakan tunarungu. Tunarungu dibedakan menjadi dua kategori yaitu tuli (deaf) dan kurang dengar (low of hearing). Tuli adalah mereka yang indra pendenarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga tidak berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar adalah mereka yang indera pendengarannya mengalami kerusakan tetapi masih dapat berfungsi untuk mendengar, baik dengan maupun tanpa menggunakan alat bantu dengar (hearing aids). Maka tunarungu adalah mereka yang kehilangan pendengaran baik sebagian (hard of hearing) maupun seluruhnya (deaf) yang menyebabkan pendengarannya tidak memiliki nilai fungsional di dalam kehidupan sehari-hari.[5]
Ciri-ciri atau karakteristik tunarungu antara lain :
1.      Tidak mampu dengar
2.      Terlambat perkembangan bahasa
3.      Sering menggunakan bahasa isyarat dalam berkomunikasi
4.      Kurang atau tidak tanggap bila diajak bicara
5.      Ucapan kata tidak jelas
6.      Kualitas suara aneh atau monoton
7.      Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar
8.      Banyak perhatian terhadap getaran
9.      Keluar nanah dari kedua telinga
10.  Terdapat kelainan organis telinga[6]
Faktor penyebab gangguan pendengaran terbagi dalam dua kategori, yaitu :
1.      Faktor genetik
Pengaruh genetik dapat menyebabkan cacat tulang telinga bagian tengah sehingga mengakibatkan berkurangnya pendengaran.
2.      Faktor lingkungan / pengalaman
Lingkungan yang mempengaruhi pendengaran biasanya berupa serangan penyakit, misalnya campak, radang telinga, pemakaian obat-obatan dan trauma suara terlalu keras.







BAB III
PEMBAHASAN
(PROFIL SLB B YAKUT PURWOKRTO)

A.    Sejarah Berdirinya SLB B Yakut Purwokerto
Sekolah Luar Biasa (SLB) Yakut Purwokerto adalah lembaga pendidikan formal bagi anak berkebutuhan khusus yang berada di bawah naungan Yayasan Kesejahteraan Usaha Tama (YAKUT) Purwokerto. YAKUT didirikan pada tanggal 2 Juni 1961 dan disahkan dengan Akte Notaris No.14 tanggal 10 Agustus 1961 oleh Notaris Raden Mas Wiranto di Yogyakarta.
Pada tahun 1961 sampai dengan 1963 YAKUT menyelenggarakan SLB Bagian A untuk anak tunanetra. Karena kesulitan dalam penyelenggaraan asrama, maka dengan terpaksa SLB Bagian A diberhentikan.
Kemudian pada Agustus 1965 dimulai perintisan SLB Bagian B (untuk anak tunarungu) dan SLB Bagian C (untuk anak tunagrahita). Pada Februari 1966 sekolah sudah mulai berjalan dengan keadaan sebagai berikut :
SLB Bagian B dengan 7 orang murid dan 2 orang guru.
SLB Bagian C dengan 14 orang murid dan 4 orang guru
SLB tersebut adalah satu-satunya sekolah yang memberikan layanan bagi anak berkebutuhan khusus yang ada di Karesidenan Banyumas. Sekolah dapat berjalan dengan baik setelah YAKUT mendapatkan hibah tanah dan bangunan dari Arjuna School (Theosofi) yang ditempati sampai sekarang.

B.     Kepemilikan
Status kepemilikan SLB B Yakut Purwokerto adalah di bawah naungan Yayasan Kesejahteraan Usaha Tama (YAKUT) Purwokerto. SLB B Yakut Purwokerto saat ini dipimpin oleh Ibu Mur Riyadiningsih, S.Pd. selaku Kepala Sekolah.

C.    Cara Penerimaan Peserta Didik
\SLB bagian B Yakut Purwokerto pada mulanya hanya menerima peserta didik yang berusia 6 sampai dengan 13 tahun. Namun sejak tahun 1975 peserta didik yang diterima (permulaan sekolah) berusia 5 sampai dengan 8 tahun.
Sejak tahun 1975 SLB B Yakut Purwokerto, telah mulai menyelenggarakan ujian Tingkat Dasar yang diselenggarakan sendiri oleh sekolah. Bagi peserta didik yang ber-IQ tinggi serta baik ucapannya, dapat melanjutkan ke sekolah umum. Nemun, bagi peserta didik yang kecerdasannya cukup tetapi kurang bagus ucapannya, maka melanjutkan sekolah di SLB B Yakut Purwokerto sendiri.
Untuk sekarang anak yang ingin bersekolah di SLB B Yakut Purwokerto juga harus menyertakan surat keterangan dari dokter atau rumah sakit bahwa anak tersebut memiliki kekurangan dalam hal pendengaran yang termasuk penderita tunarungu.

D.    Dana Operasional
Sekolah Luar Biasa adalah sekolah untuk anak anak berkebutuhan khusus, yang memberikan penanganan khusus. Tidak hanya penanganan khusus tetapi media yang di gunakan pun khusus.
Dana Operasional yang di gunakan dalam SLB Yakut ini dengan memanfaatkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) nampaknya belum cukup untuk memenuhi seluruh biaya yang dikeluarkan SLB, akan tetapi guru harus memutar otak untuk memaksimalka dana bos untuk memenuhi semua kebutuhan.
Harapan dari sekolah SLB B Yakut ini pemerintah mau memberi bantuan lebih karena kebutuhan yang banyak dan mahal, sehingga pembelajarannya dapat berjalan dengan lancar dan mempermudah guru guru dalam memberikan materi yang diberikan.
E.     Data Pendidik dan Tenaga Pendidikan
No
Nama
Tempat Tanggal Lahir
NIP
Jabatan
L/P
1


2


3


4


5


6


7


8


9


10


11


12


13


14


15


Mur Riyadiningsih, S.Pd


Katinem


Juwadi, S.Pd., M.Pd.


Agus Tristiyadi, S.Pd.


Sumindar, S.Pd.


Retno Muktiasih, S.Pd.


Muftatihah, S.Pd.


Netti Lestari, S.Pd.


Denny Mirna Kusriyana, S.Pd.

Ririh Anggrenggani, S.Pd.


Roch Sukaryati


Dewi Arum Widi Wahyuni


Marlina Rahayu, S.Pd.


Wiwi Kusmiyati, S.Pd.


Sutrisno, A.Md.
Purworejo,
12 Mei 1956

 Klaten,
22 Feb 1955

Sukoharjo,
3 April 1955

Bantul,
12 Jan 1956

Klaten,
26 Mart 1959

Banyumas,
28 Mart 1964

Banyumas,
23 Juli 1965

Cilacap,
9 Jan 1967

Rembang,
11 Agst 1977

Jakarta,
28 Okt 1970

Banyumas,
27 Aprl 1963

Purwokerto,
31 Agst 1973

Banjarnegara
7 Mart 1982

Cilacap,
7 Des 1986

Purwokerto,
10 Agst 1983
19560512 198403 2 004


19550222 198203 2 001


19550403 198303 1 010


19560112 198312 1001


19590328 198701 1 002


19640328 198603 2 007


19650723 199303 2 011


19670109 199501 1 001


19770811 200801 2 009


-


-


-


-


-


-

Kepala SLB B


Guru SLB B


Guru SLB B


Guru SLB B


Guru SLB B


Guru SLB B


Guru SLB B


Guru SLB B


Guru SLB B


Guru SLB B


Guru SLB B


Guru SLB B


Guru SLB B


Guru SLB B


Guru SLB B


P


P


L


L


L


P


P


P


P


P


P


P


P


P


L



F.     Program Layanan
Program layanan atau jenjang yang tersedia antara lain :
1.      TKLB (Taman Kanak-kanak Luar Biasa)
2.      SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa)
3.      SMPLB (Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa)
4.      SMALB (Sekolah Menengah Atas Luar Biasa)
Semua jenjang pendidikan tersebut dikhususkan untuk anak tunarungu.



G.    Sarana Pendukung Pendidikan
Di SLB B Yakut Purwokerto sudah memiliki fasilitas penunjang pendidikan yang memadai, diantaranya adalah gedung sekolah milik sendiri, memiliki 12 ruang kelas, ruang komputer, ruang guru, ruang kesenian, mushala, perpustakaan, tempat bermain, kamar mandi / WC dan halaman yang cukup luas.

H.    Prestasi yang Pernah Diraih
NO
NAMA
JENIS PRESTASI
KETERANGAN
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

Winarti

Joro Budi Hermawan

Eliyas Parminto

Amin Hari Karseno

Unung Nurdiyanto

Wiji Safa’at

Daniel Eko Wahyu P

Dewi Arum Widi W

Andi Nurdiyanto

Agus Supriyadi

Nurul Rahmi

Riska Hesti H

Dimasno Danaresa

Gilang Pradana

Gilang Pradana Putra

Gilang Pradana Putra

Dendi Tri Wahyu Adi

Wahyu Haryadi

Dewi Mayangsari

Amanda Lusiana

Chusnurromadloni

Nurul Rahmi

Wahyu Haryadi

Gilang Pradana Putra

Yuraissa Malva MS

Yunita Dwi Astuti

Indah Pertiwi

Nurul Rahmi

Dimasno Danaresa

Amanda Luciana

Amanda Luciana

Amanda Luciana
Juara I

Juara II

Juara III

Juara II

Juara I

Juara III

Juara I

Juara I

Juara III

Juara III

Juara II

Juara II

Juara Harapan II

Juara Harapan II

Medali Perak

Juara II

Juara I

Juara I

Juara II

Juara II

Juara II

Juara II

Juara III

Juara II

Juara I

Juara I

Juara I

Juara I

Juara I

Juara I

Juara I

Juara Harapan II
Tenis Meja Putri (1988)

Tenis Meja Putra (1988)

Catur /B (1988)

Melukis (1991)

Melukis (1991)

Melukis (1991)

Baca Puisi Putra (1992)

Seni Lukis (1992)

Catur /B (1992)

Tenis Meja Putra (1992)

Lomba Menari Berpasangan (2004)
Lomba Modelling Putri SMALB-B (2007)
Lomba Melukis SDLB-B (2007)
Lomba Melukis Poster

Lomba Prestasi dan Kreatifitas Siswa (2006)
Seni Lukis Putra (2007)

Lomba Lompat Jauh Putra (2008)
Lomba Melukis (2008)

Lomba SIBI SDLB/SLB B (2008)
Lomba Menari Berpasangan (2008)
Lomba Menari Berpasangan (2008)
Lomba Lempar Cakram Putri (2009)
Lomba Melukis Tk. Provinsi (2009)
Seni Lukis Tk. Provinsi (2010)
Seni Tari Tk. Provinsi (2010)
Seni Tari Tk. Provinsi (2010)
Seni Tari Tk. Provinsi (2010)
Seni Tari Tk. Provinsi (2010)
Lomba Seni Lukis Tk. Kabupaten (2011)
Lomba Tari Tradisional (2011)
Lompat Jauh Putri Tk. Provinsi SMPLB (2012)
Lompat Jauh Putri SMPLB Tk. Nasional (2012)




I.       Data Siswa
No
JENJANG PENDIDIKAN
KELAS
KEADAAN MURID
JUMLAH
L
P
JML
1
TKLB
P1
P2
4
1
5
-
9
1

JUMLAH

5
5
10
10
2
SDLB
DI
DIIA
DIIB
DIII
DIV
DV
DVI
4
-
2
-
4
3
4
5
7
5
6
1
5
4
8
7
7
6
5
8
8

JUMLAH

17
33
50
50
3
SMPLB
VII
VIII
IX
1
2
-
1
3
2
2
5
2

JUMLAH

3
6
9
9
4
SMALB
X
XI
XII
1
2
-
2
-
-
3
2
-

JUMLAH

3
2
5
5

JUMLAH

28
46
74
74














BAB IV
STRATEGI PEMBELAJARAN PAI
DI SLB B YAKUT PURWOKERTO


Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 7 Desember 2013, dengan mengamati proses pembelajaran dan hasil wawancara dengan Ibu Muftatihah, S.Pd., selaku guru pengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berlangsung di kelas II SDLB-B, maka dapat kami informasikan bahwa :
A.    Kurikulum
Kurikulum yang digunakan di SLB B Yakut Purwokerto adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum tersebut dibuat oleh sekolah dengan memegang aturan-aturan pokok yang ditetapkan oleh pusat. Sedangkan hal-hal yang dapat dijadikan dasar dari sekolah untuk mengembangkan kemampuan peserta didik adalah dengan menambahkan muatan lokal. Dari muatan lokal tersebut diharapkan dapat menggali keunggulan-keunggulan lokal yang dapat dikembangkan di sekolah tersebut sehingga menjadi ciri khas dan pembeda dibanding dengan sekolah lainnya.
Untuk menampung bakat dan minat siswa dalam berbagai bidang, sekolah juga memfasilitasi dan memberikan layanan berupa jam tambahan di luar jam pelajaran (semacam ekstrakurikuler) seperti, premuka, pelatihan komputer, pelatihan tari, berbagai cabang olahraga, seni lukis, keterampilan memasak, dan pelatihan mendengar. Keberhasilan adanya kegiatan-kegiatan pelatihan tersebut dibuktikan dengan prestasi-prestasi yang mampu diraih para siswa seperti dalam pembahasan yang telah penulis jelaskan sebelumnya.
Sedangkan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, pelaksanaan kurikulum tersebut sudah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya silabus yang tersusun dengan rapi dan sesuai dalam pelaksanaannya di dalam proses pembelajaran. Adapun contoh silabusnya telah penulis lampirkan.

B.     Metode
Metode yang diterapkan disesuaikan dengan materi dan SKKD yang ada. Beberapa metode yang diterapkan dalam pembelajaran PAI, khususnya untuk kelas II yaitu :
1.      Metode ceramah
Metode ini diterapkan ketika awal pelajaran agar para siswa memperoeh penjelasan tentang materi yang diajarkan. Metode ceramah dilakukan dengan pelafalan yang jelas, keras, pelan dan dibantu dengan mimik serta bahasa tubuh.
2.      Metode demonstrasi
Dengan metode demonstrasi, para siswa dapat langsung mempraktikkan atau memperagakan rangkaian dan tata cara beribadah. Beberapa materi yang dapat menggunakan metode ini yaitu materi tentang tata cara berwudhu, gerakan shalat, dan adab buang air besar dan kecil.
3.      Metode tanya jawab
Metode ini memungkinkan siswa untuk dapat mengemukakan pendapatnya, sehingga dapat melatih berfikir kritis dan melatih keberanian siswa dalam berbicara. Selain itu suasana kelas juga akan hidup dan siswa dapat menjadi lebih aktif.
4.      Metode menghafal
Metode ini digunakan karena ada beberapa materi yang menuntut siswa untuk menghafal. Terlebih dalam pembelajarannya, para siswa masih dalam tingkat mengenal. Beberapa materi yang dapat menggunakan metode menghafal yaitu materi tentang bacaan shalat, bacaan niat wudhu, do’a sesudah wudhu dan berhadas, serta menghafal huruf-huruf hijaiyah.

C.    Media
Beberapa media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran PAI untuk kelas II antara lain :
1.      menggunakan kertas karton sebagai kartu (Index Card Match)
2.      air sebagai media dalam berwudhu
3.      kaset atau CD untuk menampilkan gerakan shalat, ketentuan zakat, pengenalan huruf hijaiyah dsb.
4.      gambar peraga untuk menjelaskan contoh perilaku terpuji, gerakan shalat dan urutan wudhu.

D.    Evaluasi
Dalam setiap pembelajaran juga dilakukan evaluasi. Evaluasi dapat berupa tes maupun pengamatan. Bentuk tes digunakan saat mengerjakansoal latihan, ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Sedangkan pengamatan dapat dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung yang berkaitan dengan keantusiasan, keaktifan dan keikutsertaan siswa.




BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi tersebut di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa proses pembelajaran PAI di kelas II SLB B Yakut Purwokerto, sudah berlangsung dengan baik, menyenangkan dan memotivasi. Guru menggunakan berbagai strategi dan metode yang yang mampu mendorong para anak tunarungu untuk ikut aktif dalam pembelajaran di kelas. Proses evaluasi juga berjalan cukup baik. Buku ajar dan media yang digunakan pun sangat menarik, membangkitkan minat siswa untuk belajar. Namun penulis belum bisa menyajikan contoh RPP yang digunakan pada saat pembelajaran berlangsung, karena terkendala oleh suatu hal.
Penggunaan berbagai metode yang sudah diterapkan akhirnya membuahkan hasil bagi anak tunarungu seperti keantusiasan melaksanakan praktek ibadah, mampu menghafal doa dan bacaan shalat. Walaupun tidak dipungkiri bahwa untuk sampai pada tingkatan seperti itu memerlukan waktu yang tidak sedikit. Selain itu, menjadi guru yang melayani anak tunarungu juga harus memiliki kesabaran penuh dan kemampuan khusus.

B.     Saran
Berdasarkan uraian hasil laporan observasi di atas, kiranya ada beberapa saran membangun yang dapat kami sampaikan berkaitan dengan strategi pembelajaran PAI di SLB, sebagai berikut :
1.      Bagi para orang tua yang memiliki anak tunarungu, hendaklah terus memotivasi anaknya agar tetap semangat belajar. Kewajiban belajar adalah hak dan kewajiban setiap anak, tak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus. Jangan sampai rendah diri walaupun anak memiliki kekurangan dan keterbatasan, yakinlah bahwa setiap anak pasti memiliki potensi, bakat dan kelebihan masing-masing.
2.      Bagi para pendidik, walaupun dalam proses pembelajarannya sudah dapat dikatakan baik, namun harus selalu ditingkatkan agar siswa lebih termotivasi untuk belajar dan merasa nyaman di kelas. Proses evaluasinya pun dapat lebih bervariasi, tidak hanya dengan tes ataupun ulangan tetapi bisa juga menggunakan permainan kartu, observasi atau yang lainnya agar lebih menyenangkan.
3.      Bagi para siswa, janganlah patah semangat untuk belajar apalagi sampai putus asa. Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim tanpa terkecuali. Ilmu yang bermanfaat dapat membuat kita hidup bahagia baik di dunia maupun di akhirat, terlebih ilmu agama.
4.      Bagi para pembaca pada umumnya, semoga laporan ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan baru sehingga dapat bermanfaat dan dapat diambil sisi positifnya.




DAFTAR PUSTAKA


Delphie, Bandi. 2012. Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung : Refika Aditama

Ramayulis. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia

Soemantri, Sutjihati. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama

Suharlina, Yulia dan Hidayat. 2010. Anak Berkebutuhan Khusus.Yogyakarta.

UU SISDIKNAS 2006. 2006. Bandung :Fokus Media




[1] UU SISDIKNAS 2006, 2006, Bandung :Fokus Media, hlm.77
[2] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Kalam Mulia, 2006), hlm. 282.
[3]Bandi Delphie, Pembelajaran Anak Tunagrahita, (Bandung : Refika Aditama, 2012), hal. 1
[4] Yulia Suharlina dan Hidayat, Anak Berkebutuhan Khusus, (Yogyakarta , 2010), hal. 5-6
[5]Sutjihati Soemantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung : Refika Aditama, 2006), hal. 65
[6]Yulia Suharlina dan Hidayat, Anak Berkebutuhan Khusus, ..........., hal. 23















Post a Comment for "Observasi Pembelajaran PAI di SLB B Yakut Purwokerto"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel