Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PERKEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KEJAYAAN ISLAM


PERKEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
PADA MASA KEJAYAAN ISLAM
        
Di susun dan di gunakan guna memenuhi tugas terstruktur
Mata kuliah : Sejarah Pendidikan Islam
Dosen pengampu : Rahman Affandi, S. Ag., M.S.I.

Di susun oleh :
Bisri mustofa                      (102331199)
‘aisyah amini ahmad       (102331200)
Nenii kurniati                     (102331201)
Zulfani’mah                        (102331202)
Ah. Syarif hidayah            (102331203)

Tarbiyah/III/ PAI 5

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PURWOKERTO
2011
PENDAHULUAN
A.      Latar belakang
Sejak lahirnya agama islam, lahirlah pendidikan dan pengajaran islam. Pendidikan dan pengajaran islam. Pendidikan dan pengajaran itu telah ada sejak masa nabi, dan terus tumbuh serta berkembang pada masa kholifah. Kholifah rosyidin dan masa umayyah. Pada permulaan masa abbasiyah pendidikan dan pengajaran berkembang dengan sangat hebatnya. Masa ini di sebut sebagai masa keemasan umat islam yang terjadi antara 650-1200 M. Oleh para ahli sejarah , masa ini di sebut periode klasikdalam sejarah perkembangan islam. Umat islam pada periode ini di kenal sebagai superpower yang berkuasa di sebagian besar negara negara yang mencakup di tiga benua. Seiring dengan kemajuan peradaban umat islam. Sebagai aspek kehidupan mengalami kemajuan yang sangat pesat pula. Terutama di bidang pendidikan.
Banyak lembaga lembaga (majelis) yang didirikan untuk tempat menimba ilmu. Lembaga pendidikan tersebut juga mempunyai mempunyai tingkatan- tingkatan yang masing masing memiliki kurikulum tersendiri. Pada masa kejayaan islam ini juga banyak didirikan madrasah madrasah (setingkat universitas untuk masa sekarang) yang mengajarkan  berbagai ilmu, seperti ilmu qur’an, syari’at, bahasa arab, kedokteran, dsb. Madrasah yang paling terkenal pada masa itu adalah madrasah nizamiyah.
B.      Rumusan Masalah
1.       Apa saja tingkatan-tingkatan lembaga pendidikan islam pada masa abbasiyah (masa kejayaan islam)?
2.       Madrasah-madrasah apa saja yang didirikan pada masa itu?
3.       Adakah lembaga-lembaga pendidikan dan pengajaran yang didirikan secara khusus selain madrasah?






PEMBAHASAN
A.      Tingkatan-tingkatan lembaga pendidikan islam pada masa abbasiyah.
Pada masa abbasiyah. Sekolah-sekolah terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu:
Ø  Tingkat sekolah rendah
Tingkat ini di sebut kuttab, untuk tempat belajar anak-anak, di samping belajar di rumah, di istana, di toko-toko dan di pinggir-pinggir pasar.
Ø  Tingkat sekolah menengah
Yaitu di masjid dan di majlis sastra dan ilmu pengetahuan, sebagai sambungan pelaajaran di khuttab
Ø  Tingkat perguruan tinggi
Seperti baaitul hikmah di baghdad dan darul ilmu di mesir (kairo)
1.Sekolar Rendah (Khuttab)
                Pada permulaan masa abbasiyah (abad kedua hijriyah) tiap desa ada satu khuttab bahkan ada yang lebih. Di kota balram di shigillah (sicillia) ada kurang lebih 300 orang guru khuttab. Pada khuttab abul qasim al balkhl ada kurang lebih 3000 murid. Khuttab biasanya diadakan di luar masjid, tetapi kadang di adakan pula di dalam masjid, karena kekurangan tempat di luar masjid.
                Masjid di samping tempat untuk bersembahyang (beribadah) di pergunakan pula untuk mendiskusikan dan mengkaji permasalahan dakwah islamiyah pada permulaan perkembangan islam. Yang terdiri dari kegiatan bimbingan dan penyuluhan serta pemikiran secara membahas  suatu masalah dan hal-hal lain yang menyangkut siasat perang seiring dengan perkembangan umat islam. Masjid juga merupakan tempat mengajarkan ilmu agama, dan kebudayaan secara terpadu, mengintegrasikan antara ilmu dan filsafat dan antara politik dengan berbagai aspek sosial budaya. Karena sebenarnya masjid merupakan madrasah pertama setelah rumah dar al- arqam bin al - arqam[1].
                Pengajian di berikan kepada murid-murid seorang demi seorang dan belum berkelas seperti sekarang. Jadi, guru harus mengajar murid-murid secaara bergantian. Begitu juga belum memakai bangku, meja, dan papan tulis. Hanya memakai batu tulis dan kertas. Mereka belajar, duduk bersila berkeliling (berhalaqah) menghadapi guru.pada masa ini belum ada kitab kitab  yang di tetapkan untuk mengajar seperti sekarang ini. Pelajaran di berikan dengan di bacakan oleh guru daan di ulang ulang membacanya oleh murid-murid atau didiktekan oleh guru atau murid menyalin dari buku yang telah di tulis dengan tangan. Dalam mengajar, pelajaran tidak di ajarkan sekaligus kepada murid murid. Melainkan di ajarkan satu persatu.
Waktu belajar pada khuttab mulai pagi hari sabtu dan selesai pada ‘asar hari kamis. Sedangkan hari jum’at merupakan waktu istirahat.
Pembagian waktu bagi mata pelajaran tiap-tiap  hari adalah sebagai berikut:
1.       Pelajaran al qur’an dari pagi hari sampai waktu dhuha.
2.       Pelajaran menulis dari waktu dhuha samapai dzuhur. Kemudian anak-anak pulang ke rumah masing-masing untuk makan siang.
3.       Pelajaran yang lain (nahwu, bahasa arab, syair, berhitung, tarikh) di mulai sesudah dzuhur  sampai akhir siang.
Belajar pada khuttab tidak di tentukan lamanya, melainkan bergantung kepada keadaan anak-anak. Jika anak tersebut rajin, maka akan lekas maju pelajaranya dan cepat tamat ilmunya. Namun untuk anak yang malas tentu membutuhkan waktu yang lama untuk menamatkan ilmu. Tetapi, pada umunya masa belajar pada khuttab kurang lebih 5 tahun lamanya.
        Pada pengajaran tingkat rendah ini, terdapat berbagai materi (pelajaran) yang di berikan, seperti:
1.       Membaca al-qur’an dan menghafalnya.
2.       Pokok-pokok agama islam, seperti cara berwudlu, sembahyang, puasa, dsb.
3.       Menulis (imla’)
4.       Kisah (riwayat) orang-orang besar islam.
5.       Membaca dan menghafal syair-syair/ natsar-natsar (prosa)
6.       Berhitung
7.       Pokok-pokok nahwu dan shorof ala kadarnya.
Tetapi menurut keterangan al-qabishy, bahwa mata pelajaran pada khuttab terdiri dari dua macam, yaitu;[2]
a.       Mata pelajaran wajib. Terdiri dari: al-qur’an, sembahyang, do’a, sedikit ilmu nahwu dan shorof, bahasa arab, membaca dan menulis.
b.      Mata pelajaran ikhtiariah, terdiri dari: ilmu hitung, semua ilmu nahwu dan bahasa arab, syair, tarikh.
2.Sekolah Menengah
                Setelah menamatkan ilmu di khuttab, para murid dapat meneruskan sekolah di tingkat menengah. Sistem pengajaranya tidak jauh berbeda dengan khuttab. Tempat pengajaranya pun masih di masjid. Hanya saja materi (mata pelajaran) di tingkat menengah lebih banyak dan komplek. Pelajaran tingkat menengah di seluruh negara islam. Karena negara islam pada masa itu telah bercerai antara satu dengan yang lain. Umumnya pelajaranya berupa :
1.       Al-qur’an                                                             8. mantiq                                                                            
2.       Bahasa arab dan kesusastraanya               9. falak
3.       Fiqh                                                                       10. tarikh
4.       Tafsir                                                                     11. Ilmu-ilmu alam
5.       Hadits                                                                   12. kedokteran
6.       Nahwu/ shorof/ balaghah                            13. musik
7.       Ilmu-ilmu pasti
Melihat mata pelajaran tersebut, dapat di ambil kesimpulan bahwa mata pelajaran (materi) tersebut hampir serupa dengan tingkat SMA sekarang. Selain itu, ada lagi pelajaran menengah kejuruan, misalnya untuk jadi juru tulis di kantor-kantor, selain dari belajar bahasa, ia juga harus belajar surat menyurat, pidato, diskusi, berdebat, serta mempelajari tulisan indah.
        Untuk lama waktu belajar di tingkat sekolah menengah tidak di ketahui secara jelas . namun pada suatu riwayat dari ibnu sina. Beliau menamatkan belajar di khuttab selama kurang lebih 5 tahun (beliau berusia 12 tahun). Kemudian meneruskan belajar di sekolah menengah hingga beliau berusia 16 tahun. Jadi, dari riwayat tersebut , dapat di simpulkan bahwa pendidikan di sekolah menengah dapat di tempuh dalam kurun waktu kurang lebih 4 tahun.[3]
3.Tingkat Perguruan Tinggi
        Umumnya perguruan tinggi itu terdiri dari dua jurusan :
a.       Jurusan ilmu-ilmu agama dan bahasa arab serta kesusastraan (ilmu naqliah)
b.      Jurusan ilmu-ilmu hukmah (filsafat). (ilmu-ilmu aqliah)
Ilmu ilmu yang di ajarkan pada jurusan jurusan ilmu ilmu naqliah adalah tafsir al-quran, hadits, fiqh, ushul fiqh, nahwu/shorof, balaghah, bahasa arab dan kesusastraanya. Sedangkan ilmu ilmu yang di ajarkan pada jurusan ilmu ‘aqliyah adalah mantiq, ilmu ilmu alam dan kimia, musik, ilmu ilmu pasti, ilmu ukur, falaq, ilahiyah (ketuhanan), ilmu hewan, ilmu tumbuh tumbuhan, dan kedokteran.
        Cara mengajar tingkat perguruan tinggi berbeda dengan tingkat rendah dan menengah yaiyu dengan berkelompok kelompok dan berhalaqah. Guru menerangkan di depan pelajaran dengan perlahan kemudian para pelajar menulisnya. Setelah selesai guru menerangkan hal hal yang sulit . apabila telah tamat suatu ilmu, lalu sang guru mendatangi pelajar , kadang kadang guru memberi ijazah kepada pelajar itu bahwa ia berhak mengajarkan kepada pelajar lain. Jadi ijazah tidak di berikan oleh sekolah melainkan oleh guru itu sendiri. Lama waktu untuk belajar di tingkat perguruan tinggi adalah kurang lebih 1,5 tahun.
        Seiring dengan kemjuan umat islam, banyak didirikan perguruan tinggi di berbagai daerah diantaranya:
1.       Baitulhukmah di baghdad.
Baitul hikmah atau darul ilmi didirikan pada masa kholifah harun al rosyid, kemudian diperbesar oleh kholifah al makmun. Disini di ajarkan ilmu-ilmu islam, ilmu-ilmu hikmah, (ilmu alam, kimia, falak, dsb.) baitul hikmah juga di katakan seperti fakultas ilmu pengetahuan atau institut ilmu pengetahuan. Baitul hikmah adalah perguruan tinggi yang memiliki perpustakaan umum barbagai kitab. Dan merupakan universitas islam pertama. Mempunyai guru guru besar yang luar biasa dan alat peneropong bintang yang tiada taranya pada masa itu. Baitul hikmah berada di tepi sungai diljah (tigris) baghdad.
2.       Darul ilmi (darul) di kairo
Didirikan oleh al hakim bramrillah al fathimy (395 H). Letaknya di tepi sungai Nil. Ilmu ilmu yang di ajarkan berupa ilmu agama, bahasa, falak, kedokteran, ilmu hitung, mantiq dll. Di sini juga terdapat perpustakaan besar yang terbuka untuk umum.

B.      Madrasah Madrasah Nizamiyah
Madrasah (b.arab) yang akan di bicarakan pada bagian ini berbeda dengan madrasah (b.indonesia) yang merupakan lembaga pendidikan dasar dan menengah. Disini madrasah di definisikan sebagai lembaga pendidikan tinggi yang secara luas berkembang di dunia islam pra modern sebelum universitas.[4]
Menurut ahlisejarah islam, bahwa nizam al mulk adalah orang yang mula-mula medirikan madrasah dalam islam. Madrasah madrasah yang didirikan olehnya di namai Madrasah Nizamiyah. Madrasah nizamiyah dapat di samakn dengan fakultas fakultas (untuk masa sekarang), mengingat guru guru adalah ulama besar yang termashur pada abad ke-5 H, seperti syirazi, al ghazali, ibnu al anbari. dll.
Madrasah nizamiyah didirikan dekat sungai diljah. Di tengah pasar selasah di baghdad. Di bangun tahun 457 H dan selesai pada tahun 459 H. Madrasah ini tetap hidup sampai pertengahan abad ke 14.
muhammad yunus mengatakan bahwa kurikulum madrasah nizamiyah tidak di ketahui dengan jelas, namun dapat di simpulkan bahwa materi materi materi ilmu syariah di ajarkan disini sedangkan ilmu hikmah (filsafat) tidak di ajarkan. Fakta-fakta yang mendukung pernyataan ini adalah pertama, tidak ada seorang pun diantara ahli sejarah yang mengatakan bahwa diantara materi pelajaran terdapat ilmu umum. Kedua, guru guru yang mengajar merupakan ulama syariah. Ketiga, pendiri madrasah ini bukanlah pembela ilmu filsafat. Keempat, zaman berdirinya madrasah ini merupakan zaman penindasan ilmu filsafat dan para filosof.[5] Keterangan lain menyebutkan bahwa pelajaran di madrasah nizamiyah berpusat pada al-quran (membaca,menghafal,menulis), sastra arab, sejarah nabi, dan berhitung . serta teologi asyariyah.
C.      Madrasah madrasah yang lain (selain madrasah nizamiyah)
1.       Madrasah nurudin zinki
Diirikan oleh nurudin zinki di damaskus (syiria). Ada 6 madrasah, diantaranya madrasah an nuriyah, al kubra, di kota halab ada 4 buah, di hamah 2 madrasah dan di hims 2 madrasah’
Madrasah an nuriyah al kubra didirikan tahun 563 H. Terletak di kampung al khaiyatin , damaskus. Gedung madasah ini terdiri dari beberapa bagian yaitu : iwan (tempat kuliah/aula) 8x8 meter, masjid, tempat istirahat, para guru, asrama untuk pelajar, tempat tinggal pesuruh madrasah, kamar kecil dan lapangan.
2.       Madrasah pada masa al aiyubi
Madrasah madrasah yang didirikan  al aiyubi banyak sekali diantaranya:
Ø  Madrasah yang didirikan oleh sultan sultan
Ø  Madrasah yang didirikan oleh para pembesar
Ø  Madrasah yang didirikan oleh rakyat umum.
3.       Madrasah al mustansyiriyah
Didirikan oleh kholifah abbasy al mustansyir billah (631)memiliki gedung madrasah yang lengkap kala itu dan juga perpustakaan yang besar. Ilmu ilmu yang di ajarkan berupa ilmu alquran, ilmu syariat, bahasa arab, kedokteran dan ilmu pasti.madrasah ini merupakan madrasah nmer dua sesudah madrasah nizamiyah karena mengajarkan ilmu fiqih dalam 4 madzhab
4.       Madrasah madrasah di andalusia (17 madrasaah besar dan 120 madrasah kecil
5.       Sekolah kedokteran.
ü  Madrasah ad dukhuriyah, didirikan oleh muhazzi
ü  Madrasah ad danisiyah, didirikan oleh imanudin ad danisariy
D.      Lembaga pendidikan dan pengajaran khusus
Selain khuttab, madrasah, dan masjid, ada juga tempat belajar lain yang khusus. Yaitu:
1. di istana kholifah dan pembesar pembesar
2. di toko toko kitab
3. rumah rumah uluma
4. Majelis sastera
5. Badiah.
6. Perpustakaan
7. Ribath (khaniqah)
8. Bimaristan (rumah skit)












PENUTUP
A.      Kesimpulan
Dari pembahasan materi dalam makalah ini dapat di simpulkan bahwa tingkatan pendidikan islam pada masa abbasiyah di bagi menjadi 3 tingkatan, yaitu: tingkatan sekolah rendah, tingkat sekolah menengah dan tigkat perguruan tinggi. Yang masing masing memiliki kurikulum tersendiri. Adapun lembaga pendidikan (tempat pengajaranya) berupa masjid, lembaga pendidikan khuttab, madrasah, zawiyah (sudut masjid yang bisa d gunakan untuk i’tikaf dan beribadah yang berupa asrama dan pondok), dan al maristan ( suatu lembaga ilmiah sebagai tempat penyembuhan dan pengobatan serta tempat mengajarkan ilmu kedokteran).
Madrasah madrsah nizamiyah dan madrash lain merupakan prototiye awal bagi lembaga pendidikan tinggi, dan sebagai tonggak baru dalam penyelenggaraan pendidikan islam serta merupakan karakteristik tradisi pendidikan islam sebagai suatu lembaga pendidikan resmi dengan sistem asrama. Pemerintah terlibat dalam menentukan tujuan, kurikulum, tenaga pengajar, pendanaan, serta fisile dll. Yang memberikan inspirasi pada pendirian universitas universitas modern.
B.      Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kekhilafan , serta jauh dari kata sempurna, karena penulis masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu kepada para pembaca dn pakar, saran dan kritik konstruktif selalu penulis harapkan.
Semoga melalui makalah ini para pembaca dapat mengambil kebaikan baik bagi sendiri maupun oranglain. Daan dapat mendorong pembaca untuk lebih mendalami sejarah pendidikan islam khususnya perkembangan lembaga pendidikan islam pada masa abbasiyah.






DAFTAR PUSTAKA
·         Abuddin nata.2004. sejarah pendidikan islam. Jakarta: raja grafindo persada.
·         Ali al jumbulati abdul futuh at tuwaanisi.2002.perbandingan pendidikan islam. Jakarta:rineka cipta.
·         Muhammad yunus.1992.sejarah pendidikan islam. Jakarta:hidakarya agung.


[1] Ali al-jambulati abdul fatih  at tuwanisi, “perbandingan pendidikan islam”.rineka cipta, 2002, hlm.23.
[2] Prof. Dr. H. Mahmud yunus,”sejarah pendidikan islam”.PT. hidakarya agung, 1992. Hal 49-50.
[3][3] Ibid. hlm 54-55.
[4] Prof.dr.H. abuddin nata,M.A.,”sejarah pendidikan islam”PT. Raja grafindo persada. 2004. Hlm 90.
[5] Ibid., hal 67

Post a Comment for "PERKEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KEJAYAAN ISLAM"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel