Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MENANGATASI RASA MALU PADA ANAK


MENANGATASI RASA MALU PADA ANAK



Di susun dan di gunakan guna memenuhi tugas terstruktur
Mata kuliah : Psikologi Psikologi
Dosen pengampu :  Nur Azizah, S.Sos.I.,M.Si

Di susun oleh :
Bisri Mustofa              102331199
Tarbiyah/4 PAI 5


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PURWOKERTO
2012
Menatasi Anak Yang Pemalu
A.   Analisis:
Pemalu adalah sifat ketidak percaya dirian seseorang, ketika menghadapi atau sekedar bertemu dengan orang lain. Hal ini kerap terjadi pada anak anak, berdasarkan pengalaman juga, karena saya juga dullunya adalah anak yang sangat sangat pemalu J, dulu ketika saya bertemu teman misalnya, saya gak langsung bermain dengan mereka, tetapi saya menunggu mereka yang menghampiri saya terlebih dahulu, dan ketika saya tidak di hampiri, maka saya Cuma berdiam diri di rumah saja. Sehingga seorang yang pemalu, kadang sulit mendapatkan teman yang banyak, mereka cenderung berteman dengan satu orang saja, dan ketika orang tersebut tidak ada, dia akan merasa ada yang kurang dalam hari-harinya.
Pernah suatu ketika saya masih di SMA, pada waktu istirahat saya tidak keluar sama sekali, lantaran hanya karena soulmate saya tidak berangkat, saya sudah di ajak oleh temen temen yang lain untuk ikut gabung dengan mereka saja, dan saya mencoba bergaul dengan mereka, akan tetapi ketika saya nongkrong dengan mereka saya Cuma bias diam tanpa bias berbicara atau bahkan menanggapi obrolan mereka, saya Cuma bisa senyum dan tersenyum ketika mereka tertawa.
Anak yang pemalu biasanya juga demam panggung, ketika di suruh maju di depan kelas, keringet dingin bercucuran, dan tubuh merinding, hal inilah yang di alami saya ketika saya semester satu di STAIN Purwokerto ini. Ketika saya maju perkenalan diri pada mata kuliah filsafat pancasila, saya maju hanya memperkenalkan diri, akan tetapi hal tersebut membuat tubuh saya demikian, bahkan seorang yang pemalu bisa melakukan hal yang tak terduga lantaran untuk menutupi rasa malunya, dan ketika sudah berlalu, barulah sang pemalu berfikir, “kenapa aku melakukan hal itu tadi?, padahal kalau di hadapi dengan tenang kan enak” seperti itu.
Anak yang pemalu biasanya termasuk orang yang rapi dalam kehidupanya, karena pemalu juga merupakan salah satu ciri dari sang melankolis, yang lebih diartika dengan “si sempurna” salah satu sifat dasar manusia ini yang ingin segalanya sempurna, sampai-sampai karena untuk menutupi kekuranganya, ia melakukan sesuatu yang saharusnya tidak ia lakukan, apalagi ketika menghadapi cewek yang di sukainya, pernah suatu ketika cewek yang saya sukai minta nomer saya, saya pun dengan sombongnya menolaknya dengan mengatakan, “tidak usahlah, buat apa!” padahal untuk hal yang demikian saya tidak perlu mengatakan kata-kata tersebut. Karena saya piker itu adalah kata kata yang menyakitkan, Saya sering kali menyesal untuk hal yang seperti ini akan tetapi hal ini seringkali terjadi, terjadi dan terjadi lagi.
B.   Sebab sebab anak pemalu
1.      Kurang Bermasyarakat
Kurangnya bermasyarakat dan srawung dengan teman teman sebaya membuat anak tidak mempunya kepercaya dirian dalam hidup di masyarakat, karena ketika ada acara apa apa, yang dipikirkan anak biasanya adalah “ada temanya atau tidak”.atau ada pengekangan dari orang tua sehingga dia tidak mengalami hubungan social yang normal dengan masyarakat
2.      Perasaan Rendah Diri
Mungkin perasaan malu itu timbul karena anak bertubuh pendek, bersikap kaku atau punya kebiasaan yang jelek, lalu berusaha untuk menutupinya dengan cara menyendiri atau menghindari pergaulan dengan orang lain. Karena kurang rasa percaya diri dan beranggapan dirinya tidak sebanding dengan orang lain, ia tidak suka memperlihatkan diri di keramaian.
3.      Pandangan Orang Lain
Banyak anak yang menjadi pemalu karena pandangan orang lain yang telah merasuk ke dalam dirinya sejak kecil. Mungkin orang dewasa sering mengatakan bahwa ia pemalu, bahkan guru dan teman-teman juga berpendapat sama, sehingga akhirnya ia benar-benar menjadi seorang pemalu.
4.      Pernah hidup di pondok sejak kecil
Pernah hidup di pondok sejak kecil bukan merupakan salah satu penyebab yang bisa di katakana pasti, hanya saja karena saya pernah bertanya kepada sebagian teman saya tentang bagaimana kehidupan bermasyarakat mereka, ternyata tidak berbeda dengan apa yang kurasakan, malu dan bingung, male dengan lingkungan dan bingung karena tidak punya teman.


C.   Penyelesaian.
1.      Adanya keinginan yang kuat untuk merubah diri
Keinginan dan kemauan adalah modal awal, karena ketika keinginan dan kemauan tidak ada maka mau di kasih apa pun dan mau melakukan sesuatu apapun maka tidak akan bias, karena modal awal tersebut belum ada.
2.      Motivasi
Pemberian motivasi dan perubahan pola pikir anak, hal tersebut sangat perlu karena Motivasi berfungsi mengalahkan ketakutan dari diri sendiri, dan perubahan pola pikir yang menganggap bahwa “dia sama saja dengan kamu” hal tersebut akan membunuh ketakutan yang berada pada orang lain.
3.      Mancari teman yang suka humor
karena menurut pengalaman saya juga, humor adalah wujud pengekspresian diri, ketika kita sudah bergaul dengan orang yang suka humor kita akan terbawa atmosfer mereka, yang suka ber-humor, suka tertawa, dan suka mengekspresikan diri.
4.      Buang jauh jauh sifat jaim
Sifat jaim hanya akan membuat tubuh kita melarang kita melakukan hal hal yang sebenarnya kita sukai, akan tetapi karena kita terlalu menjaga image kita, kita gak melakukan hal tersebut, sehingga kita tidak bias mengekspresika diri sesuai keinginan dan kemauan kita.

D.   Kesimpulan:
Adanya keinginan, Motivasi, mencari teman yang suka berhumor, dan membuang jauh jauh sifat jaim dalam diri merupakan hal yang ampuh dalam membuat diri kita menjadi orang yang pemberani, karena ketika kita suka humor, maka akan banya yang mengenal kita, atau setidaknya kita akan dengan mudah masuk kedalam perkumpulan mereka, melebur dengan mereka, dan lebih akrab dengan mereka, karena orang yang suka humor dapat di pastikan ia selalu di nantikan kedatanganya. Ketika dia tidak dating ada yang kurang dalam perkumpulan itu (sanguine).
Dan karena kita sudah mengenal mereka, maka melakukan apapun di depan mereka sekarang rasanya biasa saja, jangan kan perkenalan, presentasipun sekarang saya bias menghandle-nya. Karena saya sudah bisa memegang mereka, dalam artian mereka sudah mengenal saya, dan saya pun sudah mengenal satu per satu dari mereka.
Itu hanya sebagian dari pengalaman penulis saja, yang dulu hanyalah anak yang cupu dan kurang bisa menikmati hidup, sekarang sudah berubah menjadi anak yang sesuka hati menegkspresikan hidupnya. Dan gak peduli orang mau bilang apa, karena prinsipku adalah “hidup Cuma sekali, kalau itu menyenangkan dan tidak merugikan orang lain, why not….!!”

Post a Comment for "MENANGATASI RASA MALU PADA ANAK"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel