kepribadian guru
KEPRIBADIAN GURU
Di susun dan di gunakan guna memenuhi tugas terstruktur
Mata kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen pengampu : Nur Azizah, S.Sos.I, M. Si
Di susun oleh :
Aeni Fauziyah 102331183
Arif Mustofa 102331194
Bisri Mustofa 102331199
Makfiatul Fuadah 102331204
Achmad Latif Nur 102331211
Akmalia Nur Bunita 102331223
Tarbiyah/4 PAI 5
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PURWOKERTO
2011
Pendahuluan
Guru mempunyai peran sangatb penting dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, Berperan menjadi guru mengandung tantangan, karena di satu pihak guru harus ramah, sabar, menunjukan pengertian, memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana aman, tapi di lain pihak guru harus memberikan tugas, mendorong siswa untuk berusaha mencapai tujuan, mengadakan koreksi, menegur dan menilai. Sebelum proses brlajar mengajar di mulai, guru harus sudah memiliki kemampuan dan kerelaan untuk memaklumi alam pikiran dan perasaan siswa, dia harus bisa menerima siswa seadanya, Tetapi sekaligus guru bersikap mendekati siswa secara kritis, karena siswa tidak dapat di biarkan dalam keadaan sekarang. Ada sejumlah kemampuan yang belum dimiliki siswa dan mereka harus dibantu untuk memperolehnya, bahkan ada kekurangan dalam bersikap dan cara bertindak siswa yang harus di perbaiki. Kepribadian guru seolah olah menjadi dua bagian: di satu pihak bersikap empatik. Di lain pihak bersikap kritis, dan di satu pihak menerima, tetapi di lain pihak menolak.
Kepribadian seseorang akan nampak saat dia melakukan pekerjaan. Kenyataan ini semakin berlaku dalam pekerjaan seorang guru, yang mendidik generasi muda di sekolah. Sadar atau tidak, dengan kehadiran di kelas, dengan kehadiran di kelas, guru sudah memberikan pengaruh terhadap perkembangan siswa. Maka dari itu sebelum keberadaan seorang guru mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam memajukan bangsa ini, sehingga kepribadian baik dan buruknya seorang guru pun harus menjadi tolak ukur, karena hal tersebut akan menentukan baik dan buruknya kepribadian siswanya.
Pembahasan
Dalam arti sederhana, kepribadian berarti sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatanya yang membedakan dirinya dari yang lain[1]. Mc leod (1989) mengartikan kepribadian atau personaliti sebagai sifat khas yang di miliki seseorang. Dalam hal ini kata lain yang sangat dekat artinya dengan kepribadian adalah karakter dan identitas.
Menurut tinjauan psikologi, kepribadian pada prinsipnya adalah susunan atau kesatuan antara aspek perilaku mental (pikiran, perasaan dan sebagainya) dengan aspek perilaku behavioral (perbuatan nyata).
Aspek aspek ini berkaitan secara fungsional dalam diri seorang individu, sehingga membuatnya bertingkah laku secara khas dan tetap. ( Reber, 1988). Dari perilaku psiko-fisik ( rokhani-jasmani) yang khas dan menetap tersebut muncul julukan julukan yang bermaksud menggambarkan kepribadian seseorang, seperti: amin jujur, rudi pemalas dan sebagainya,
Kepribadian adalah faktor yang sangat berpngaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumberdaya manusia. Mengapa demikian ? karena , disamping ia berperan sebagai pembimbing dan pembantu, seperti yang telah penyusun kemukakan, guru juga berperan sebagai anutan, sehingga muncul istilah Guru adalah orang yang di Gugu lan di tiru[2], di dudu (percaya) ucapanya, dan di tiru perbuatanya.
Jadi, sebelum seorang guru menularkan energi positifnya terhadap anak didiknya, alangkah baiknya jika guru tersebut dapat mengaplikasikan terhadap diri sendiri, jika diri kita sudah positif, maka kita pun dapat dengan mudah menularkanya ke orang lain dan lingkungan kita.
Mengenai pentingnya kepribadian guru, seorang psikolog terkemuka, Profesor Doktor, Zakiyah Daradjat (1982) menegaskan,
“Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat SD) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangaan jiwa (tingkat menengah)”[3].
Oleh karena itu, setiap calon guru dan guru profesional sangat di harapkan memahami bagaimana karakteristik (ciri khas) kepribadian dirinya yang di perlukan sebagai anutan para siswanya. Secara konstitusional, guru hendaknya berkepribadian Pancasila dan UUD 45 yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa , di samping ia harus memiliki kualifikasi (keahlian yang di perlukan) sebagai tenaga pengajar (pasal 28 ayat (2) UUSPN/1989).
Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya adalah meliputi :
1. Fleksibilitas kognitif Guru
Fleksibilitas kognitif (keluesan ranah cipta), merupakan kemampuan berfikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Kebalikanya adalah frigiditas kognitif atau kekakuan ranah cipta yang ditandai dengan kekurangmampuan berfikir[4] dan bertindak yang sesuai dengan situasi yang sedang di hadapi .
Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan keterbukaan berfikir dan beradaptasi. Selain itu, ia juga memiliki resistensi (daya tahan) terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur (terlampau dini) dalam pengamatan dan pengenalan. Ketika mengamati dan mengenali suatu objek atau situasi tertentu, seorang guru yang fleksibel selalu berfikir kritis. Berfikir kritis (critical thingking) ialah berfikir dengan penuh pertimbangan akal sehat (reasonabel reflective) yang dipusatkan pada pengambilan keputusan untuk mempercayai atau mengingkari sesuatu, dan melakukan atau menghindari sesuatu ( Hegger dan Kaye, 1990)
Dalam PBM,fleksibilitas kognitif guru terdiri atas 3 dimensi (matra ukuran), yakni:
a. Dimensi karakteristik pribadi guru.
1. menjadikan materi pelajaran dapat berguna bagi kehidupan nyata siswa
2. dapat menggunakan humor secara proporsional dalam menciptakan PBM yang menarik.
b. Dimensi sikap kognitif guru terhadap siswa,
1. Menunjukan perilaku demokratis dan tenggang rasa kepada semua siswa.
2. Responsif terhadap kelas.
3. Memandang siswa sebagai partner dalam PBM
4. Menilai siswa berdasarkan faktor faktor yang memadai
c. Dimensi sikap kognitif guru terhadap materi pelajaran dan metode mengajar.
1. Menyusun dan menyajikan materi sesuai dengan kebutuhan siswa.
2. Luwes dalam melaksanakan rencana dan selalu berusaha mencarri pengajaran yang efektif.
2. Keterbukaan psikologis pribadi guru
Hal lain yang juga menjadi faktor yang turut menetukan keberhasilan tugas seorang guru keterbukaan psikologis guru itu sendiri. Keterbukaan ini merupakan dasar kompetensi profesional (kemampuan dan kewenangan melaksanakan tugas) keguruan yang harus dimiliki oleh setiap guru.
Guru yang terbuka secara psikologis biasnya ditandai dengan kesediaaya yang relatif tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya dengan faktor faktor ektern antara lain siswa, teman sejawat, dan lingkungan pendidikan tempatnya bekerja. Ia mau menerima kritik dengan ikhlas. Di samping itu ia juga memiliki empati, yakni respons afektif terhadap pengalaman emosional dan perasaan tertentu orang lain ( Rebber, 1988). Jika salah seorang muridnya diketahui sedang mengalami kemalangan, umpamanya maka ia turut bersedih dan menunjukan simpati serta berusaha memberi jalan keluar.
Keterbukaan psikologis sangat penting bagi guruu mengingat profesinya sebagai anutan siswa. Selain sisi sisi positif sebagaimana tersebut di atas, adapula signifikansi lain yang terkandung dalam keterbukaan psikologis guru seperti di bawah ini.
Pertama, keterbukaan psikologis merupakan prakondisi atau prasyarat penting yang perlu dimiliki guru untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain. kedua, keterbukaan psikologis diperlukan untuk menciptakan suasana hubungan antar pribadi guru pribadi siswa yang harmonis, sehingga mendorong siswa untuk mengembangkan dirinya secara bebas dan tanpa ganjalan
Keterbukaan psikologis merupakan sebuah konsep yang menyatakan kontinum (continuum) yakni rangkaian kesatuan yang bermula dari titik keterbukaan psikologis sampai sebaliknya, keterbukaan psikologis. Posisi seorang guru dalam kontinum tresebut di tentukan oleh kemampuanya dalam menggunakan kemampuanya dalam menggunakan pengalamanya sendiri dalam hal berkeinginan, berperasaan dan berfantasi untuk menyesuaikan diri. Jika kemampuan dan keketerampilan dalam penyesuaian tadi makin besar, maka makin dekat pula tempat pribadinya dalam kutub kontinum keterbukaan psikologis tersebut. Secara sederhana, ini bermakna bahwa jika guru lebih cakap menyesuaikan diri, maka ia akan lebih memiliki keterbukaan diri.
Di tinjau dari sudut fungsi dan signifikansinya, keterbukaan psikologis merupakan karakteristik kepribadian yang penting bagi guru dalam hubunganya sebagai direktur belajar (director of learning) selain sebagai anutan siswanya. Oleh karena itu, hanya guru yang memiliki keterbukaan psikologiis yang benar benar dapat diharapkan berhasil dalam mengelola proses belajar-mengajar. Optimisme ini muncul karena guru yang terbuka dapat lebih terbuka dalam berfikir dan bertindak sesuai dengan kebutuhan para siswanya, bukan hanya kebutuhan guru itu sendiri[5].
Ciri ciri Kepribadian seseorang akan nampak saat dia melakukan pekerjaan. Kenyataan ini semakin berlaku dalam pekerjaan seorang guru, yang mendidik generasi muda di sekolah. Sadar atau tidak, dengan kehadiran di kelas, dengan kehadiran di kelas, guru sudah memberikan pengaruh terhadap perkembangan siswa. Maka dari itu sebelum keberadaan seorang guru mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam memajukan bangsa ini, sehingga kepribadian baik dan buruknya seorang guru pun harus menjadi tolak ukur, karena hal tersebut akan menentukan baik dan buruknya kepribadian siswanya[6].
1. Pengahayatan nilai-nilai kehidupan (values)
Sebagai manusia, guru berpegang pada nilai nilai tertentu,yang akan menempatkan diri dalam pembicaraan dan tingkah laku di depan kelas, misalnya tanggung jawab dalam bertindak, kebanggan atas hasil jerih payah sendiri, kerelaan m embantu sesamadan pengorbanan diri. Dan lain sebagainya.
2. Motivasi kerja
Apakah guru bekerja terutama untuk mendapat pengahasilan semaksimal mungkin, ataukah untuk menyumbangkan tenanga dan pikiran bagi perkembangan generasi muda.
3. Sifat dan sikap.
Telah banyak dilakukan penelitian tentang bagaimana guru yang ideal, sehingga dalam sifat dan sikap seorang guru harus benar benar mempu mengayomi peserta didiknya. Karena apabila guru tidak mempunya sifat dan sikap yang baik, bagaimana bisa dia mengayomi anak didiknya, kalo mengayomi dirinya saja belum bisa.
Penutup
a. kesimpulan
Sorang guru adalah sosok yang selalu menjadi teladan bagi semua orang, karena semua orang pasti mempunyai seorang guru yang menjadi inspirasinya, sehingga apa yang di sukai gurunya, maka ia pun suka, dan apa yang di benci gurunya, maka ia pun benci, sehingga muncul istilah, guru adalah seseorang yang di gugu lan di tiru, di gugu ucapanya, dan di tiru perbuatanya, sehingga kepribadian seorang guru sangat menentukan baik dan buruknya anak bangsa, maka alangkah baiknya sebelum kita sebagai calon guru, mengajari anak didik kita, maka alangkah baiknya kita mengajari diri kita tentang kepribadian yang baik.
b. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kekhilafan , serta jauh dari kata sempurna, karena penulis masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu kepada para pembaca dan pakar, saran dan kritik konstruktif selalu penulis harapkan.
Semoga melalui makalah ini para pembaca dapat mengambil kebaikan baik bagi sendiri maupun oranglain. Dan dapat mendorong pembaca untuk lebih mengetahui tentang betapa pentingnya kepribadian seorang guru dalam sebuah proses belajar mengajar.
Daftar pustaka
Winkel.2005.”psikologi pengajaran”.yogyakarta:Media abadi
Syah, Muhibbin.1995.”psikologi pendidikan suatu pendekatan baru”.Bnadung:remaja rosdakarya
[1] Syah, Muhibbin. “psikologi pendidikan suatu pendekatan baru”..Remaja Rosdakarya. 1995. Hal.226
[2] Di percaya dan menjadi anutan.
[3] Syah, Muhibbin. “psikologi pendidikan suatu pendekatan baru”..Remaja Rosdakarya. 1995. Hal.226
[4] Syah, Muhibbin. “psikologi pendidikan suatu pendekatan baru”..Remaja Rosdakarya. 1995. Hal.227
[5] Syah, Muhibbin. “psikologi pendidikan suatu pendekatan baru”..Remaja Rosdakarya. 1995. Hal.230
[6] Winkel,”psikologi pe ngajaran”Media abadi.2005. hal. 219
Post a Comment for "kepribadian guru"
silahkan tulis pendapatmu disini