ayat ayat ketenangan jiwa
Nama : Bisri Mustofa
NIM : 102331199
4 PAI 5
1. QS. Al Baqarah ayat 15
ª!$# äÌöktJó¡o öNÍkÍ5 ÷LèeßJtur Îû öNÎgÏY»uøóèÛ tbqßgyJ÷èt ÇÊÎÈ
Artinya : “Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.” (QS. Al Baqarah : 15)
Tafsir Al Misbah Vol.1, Quraish Shihab, 2000, Jakarta : Lentera Hati
Menurut Abu As Su’d, kata يستهزئ (mengolok-olok) terambil dari kata هَزَءْ yang pada mulanya berarti “ keringanan tangan dalam membunuh”. Kemudian maknanya berkembang menjadi hati dalam olok-olokan.
Dalam firman Allah di atas disebutkan bahwa ”Allah mengolok-olok mereka, merupakan kalimat dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul akibat sikap da ucapan orang-orang munafik. Seakan ada yang bertanya : Apakah kaum munafik itu akan dibiarkan terus demikian? Seapa yang menghadapi mereka dan apa yang dilakukan terhadap mereka? Untuk menjawab pertanyaan itu, ayat ini menyatakan bahwa Allah akan membalas mereka setimpal dengan apa yang dilakukan mereka.
Tafsir Ibnu Katsir jilid 1, Salim & Said Bahreisy, Surabaya : PT. Bina Ilmu
في طغيا نهم يعمهون maksudnya dalam kekufuran dan kesesatan mereka terombang-ambing dalam kebingungan, tidak menemukan jalan keluar, karena Allah telah menutup hati, telinga, dan penglihatan mereka, sehingga mereka tidak bisa melihat petunjuk.
Tafsir: menurut saya, karena pada zaman dahulu islam adalah agama kaum yang terpinggirkan, yang di ikuti oleh sebagian para budak, dan orang orang yang kurang mempunyai pengaruh dalam masyarakat arab, maka ketika mereka di sakiti pun mereka tidak bisa membalasnya, sehingga Allah menurunkan ayat tersebut agar orang orang muslim pada zaman dahulu tidak khawatir akan hal tersebut.
Dan itu tidak berlaku pada zaman dahulu saja, akan tetapi ayat itu juga di peruntukan bagi orang orang yang lemah (baik itu fisik maupun kedudukan) yang hidup pada zaman sekarang, supaya mereka tidak perlu khawatir akan kesakitan yang mereka alami, penganiayaan yang mereka terima, dan kedzoliman yang mereka dapatkan, karena semua itu pasti akan di balas oleh Allah SWT.
2. Al Fath ayat 4
uqèd üÏ%©!$# tAtRr& spoYÅ3¡¡9$# Îû É>qè=è% tûüÏZÏB÷sßJø9$# (#ÿrß#y÷zÏ9 $YZ»yJÎ) yì¨B öNÍkÈ]»yJÎ) 3 ¬!ur ßqãZã_ ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 tb%x.ur ª!$# $¸JÎ=tã $VJÅ3ym ÇÍÈ
Artinya : “Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7
Allah telah berfirman bahwa Dia telah menurunkan ketenangan dan ketentraman ke dalam hati orang-orang mukmin sahabat Rasulullah pada hari Hudaibiyah sehingga mereka menerima hukum Allah dan Rasul-Nya dan dengan demikian Allah menambah keimanan di atas keimanan yang sudah mantap di dalam hati mereka. Dan Allah berfirman bahwa kalau Dia menghendaki, Dia dapat membinasakan orang-orang musyrikin itu dengan tentara-tentara langit-Nya dan bumi-Nya. Yang dimaksud dengan tentara langit dan bumi ialah penolong yang dijadikan Allah untuk orang-orang mukmin seperti malaikat-malaikat, binatang-binatang, angin taufan dan sebagainya.
Tafsir al Misbah vol 13
في قلوب المؤ منين (di dalam hati orang mukmin) tapi ada yang berkata bahwa sebaiknya adalah الى قلوبهم (ke dalam hati). Penggunaan kata في untuk mengisyaratkan bahwa sakinah tersebut ditampung di dalam wadah hati dan berada di sana secara mantap. Jika kata الى yang digunakan maka ia hanya mengisyaratkan bahwa sakinah turun ke sana tanpa adanya makna kemantapan di dalam hati.
Kata سكينة terambil dari huruf yang mengandung makna ketenangan. Rumah dinamai , karena ia adalah tempat untuk meraih ketenangan setelah sebelumya penghuni rumah bergerak bahkan boleh jadi mengalami kegoncangan di luar rumah setelah sebelumnya terjadi kegoncangan di luar rumah. Sakinah akan dapat dirasakan setelah sebelumnya terjadi situasi yang mencekam, baik karena bahaya yang mengancam jiwa atau sesuatu yang mengeruhkan pikiran, masa kini atau masa lalu.
Tafsir: segala sesuatu semua datang dari Allah, begitu juga ketenangan, Allah yang memberikan kita ketenangan dan Allah yang mebuat hidup kita lebih tentram, dengan solat hidup kita menjadi lebih tenang, dengan sedekah hidup kita menjadi lebih cerah, dan dengan taqarrub, hidup kita akan menjadi lebih hidup..
3. Ar Ra’du ayat 28
tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä ûÈõuKôÜs?ur Oßgç/qè=è% Ìø.ÉÎ/ «!$# 3 wr& Ìò2ÉÎ/ «!$# ûÈõyJôÜs? Ü>qè=à)ø9$# ÇËÑÈ
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”.
Tafsir Ibnu Katsir jilid 4
Dalam ayat sebelumnya (Ar Ra’du ayat 27) disebutkan bahwa Allah memberi hidayah kepada orang-orang yang bertobat kepada-Nya, kemudian jika disambung dengan ayat 28 berarti Allah memberi petunjuk (hidayah) kepada orang-orang yang bertobat dan beriman kepada-Nya memohon pertolongan-Nya dan merasa tentramlah hatinya bila teringat kepada Allah dan menyebut nama-Nya. Kemudian bersambung pada ayat selanjutnya, ayat 29 menyebutkan bahwa alangkah nikmat dan baiknya tempat kembali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh itu.
Tafsir Al Misbah Vol.6
Kata ذكر pada mulanya berarti mengucapkan dengan indah dan kemudian berkembang menjadi “mengingat”. Namun, mengingat sesuatu sering kali mengantar lidah menyebutnya. Demikian juga menyebut dengan lidah dapat mengantar hati untuk mengingat apa yang disebutnya itu. Jika kata “menyebut” dikaitkan dengan sesuatu, maka apa yang disebut itu adalah namanya. Oleh karena itu, ayat di atas dipahami dalam arti menyebut nama Allah. Dari sinilah kata dzikrullah bermakna menyebut keagungan Allah, surga atau neraka-Nya, rahmat dan siksa-Nya, perintah dan larangan-Nya serta wahyu-wahyu-Nya.
Secara umum bahwa dzikir akan mengantarkan kepada ketentraman jiwa apabila dzikir itu dimaksudkan untuk mendorong hati menuju kesadaran tentang kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, bukan sekedar ucapan di lidah.
Kata الا digunakan untuk meminta perhatian mitra bicara menyangkut apa yang akan diucapkan. Dalam hal ini adalah tentang dzikrullah yang melahirkan ketentraman hati.
Kata تطمئن (menjadi tentram) adalah penjelasan tentang kata sebelumnya yakni beriman. Iman bukan sekedar pengetahuan tentang objek iman, karena pengetahuan tentang sesuatu belum mengantar kepada keyakinan dan ketentraman hati.
Mengapa ada sejenis pengetahuan yang dapat melahirkan iman, yakni pengetahuan yang disertai dengan kesadaran akan kebesaran Allah serta kelemahan dan kebutuhan makhluk kepada-Nya. Ketika pengetahuan dan kesaaran itu bergabung dalam jiwa seseorang, maka ketika itu lahir ketenangan dan ketentraman.
Ketika seseorang menyadari bahwa Allah adalah penguasa tunggal dan pengatur alam raya, maka menyebut nama-Nya, mengingat kekuasaan-Nya serta sifat-sifat-Nya yang agung pasti akan melahiran ketenangan dan ketentraman dalam jiwanya.
Tafsir: kita harus selalu ingat kepada yang punya hidup, yang menguasai hidup, dan yang menentukan hidup, karena dari sanalah semua bersumber, dari yang mempunyai hidup kita mendapatkan kebahagiaan, ketenangan, dan kedamaian. Maka dari itu tak heran apabila Allah memerintahkan kita untuk sebelum mengerjakan sesuatu maka mulailah dengan bismillah (mengingat Allah), karena dengan membaca basmalah, selain sesuatu yang kita kerjakan menjadi barokah, di samping itu kita juga mendapatkan pahala.
4. Al A’raf ayat 35
ûÓÍ_t6»t tPy#uä $¨BÎ) öNä3¨ZtÏ?ù't ×@ßâ öNä3ZÏiB tbqÁà)t ö/ä3øn=tæ ÓÉL»t#uä Ç`yJsù 4s+¨?$# yxn=ô¹r&ur xsù ì$öqyz öNÍkön=tã wur öNèd tbqçRtøts ÇÌÎÈ
Artinya : “Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu Rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, Maka Barangsiapa yang bertakwa dan Mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.
Tafsir Jalalain
{ يابنى ءَادَمَ إِمَّا } فيه إدغام نون «إن» الشرطية في «ما» المزيدة { يَأْتِيَنَّكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ ءايات فَمَنِ اتقى } الشرك { وَأَصْلَحَ } عمله { فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ } في الآخرة.
(Hai anak-anak Adam, jika) lafal immaa merupakan gabungan antara in syarthiah dan maa zaaidah atau tambahan (datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka siapa yang bertakwa) menjauhkan diri dari kemusyrikan (dan mengadakan perbaikan) amal perbuatannya (tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati) di akhirat kelak
Tafsir Al Misbah Vol.5
Ayat ini menggambar nasihat kepada anak-anak Adam AS yaitu Hai anak-anak Adam, jika satu ketika datang kepada kamu dari Allah SWT rasul-rasul yang dipilih-Nya dari sejenis kamu agar mereka lebih akrab dengan kamu dan kamu pun lebih akrab dengan mereka. Mereka itu ditugaskan antara lain untuk mengisahkan yakni menyampaikan dan menjelaskan dari saat dalam bentuk berkesinambungan, rasul dari rasul hingga akhir seluruh rasul, masing-masing menyampaikan kepada kamu ayat-ayat-Nya dan tidak berbeda penyampaian mereka dalam bidang prinsip ajaran, maka yakni dan ikutilah mereka niscaya kamu dinilai bertakwa dan barang siapa yang bertakwa yakni berupaya menghindar dari siksa Allah dengan percaya kepada mereka dan berbuat baik terhadap diri dan lingkungan mereka dengan meneladani para rasul itu, maka tidaklah ada kekhawatiran atas mereka yakni yang menyelubungi hati mereka dan tidak pula mereka akan bersedih hati. Yakni tidak ada sama sekali bentuk apapun dari ketakutan dan kesedihan yang menimpa mereka atau tidak ada ketakutan dan kesedihan yang merupakan sanksi dan siksa atas mereka –bukan semua jenis ketakutan- karena takut adalah naluri manusia. Dan adapun orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, yakni menymbongkan diri terhadapnya mereka itu penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
Tafsir: maksud dari ayat tersebut adalah. Kita di suruh untuk meyakini sepenuhnya tentang kenabian nabi Muhammad SAW. Bahwa beliau lah yang menjadi pemungkas para nabi, dan meyakini ajaranya dengan sepenuh hati, dan mengamalkan ibadahnya sebagai wujud keimanan kita terhadap beliau.
Kesimpulan
Ayat ini mengandung sebuah nasehat yang ssangat besar bagi kita anak cucu adam supaya kita senantiasa mengimani dan meyakini ayat-ayat alloh yang disampaikan melalui perantaraan rosul-rosulnya. Dan ayat ini juga mmemberikan sebuah pelajaran kepada kita agar senantiasa mengadakan perbaikan diri karena manusia pastilah tak luput dari kesalahan. Dan manusia yang telah mengadakan perbaikan diri dijelasan dalam ayat ini ia tidak akan mengalami suatu kekhawatiran apapun (hati dan jiwanya merasa tenang) dan kelak di akherat ia akan mendapatkan kebahagiaan yang abadi .
Post a Comment for "ayat ayat ketenangan jiwa"
silahkan tulis pendapatmu disini